Subhanallah, Puji Jamaah Haji Indonesia, Syeikh Masjid Nabawi Madinah Bilang Begini | Islam 1912

Di musim haji tahun 2017 ini, sekitar 200 ribuan jamaah haji Indonesia beribadah di Masjid Nabawi, Madinah. Mereka datang bergelombang. Sikap dan etika yang tampak pada ajamaah haji Indonesia diacungi jempol oleh salah satu Syeikh Masjid Nabawi.

Adalah Syeikh Abdul Wahid Al-Hetab, Direktur Hubungan Masyarakat Masjid Nabawi, beliau menemui Tim Media Center Haji (MCH) di kantor pengelola Masjid Nabawi, Selasa (26/9/2017). menjelaskan tentang sejarah masjid dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menyambut jamaah haji maupun umrah.




Subhanallah, Puji Jamaah Haji Indonesia, Syeikh Masjid Nabawi Madinah Bilang Begini
Direktur Humas Masjid Nabawi Syeikh Abdul Wahid Al-Hetab

Misalnya soal 250 payung elektrik di halaman masjid, 100 pintu untuk akses ke bangunan masjid, hingga fasilitas seperti tempat parkir dan sound system.


“Semua dibuat penguasa (Raja), dari zaman ke zaman, untuk jamaah yang datang ke Nabawi,” kata Al-Hetab sebagaimana diterjemahkan Usman.


Al-Hetab menjelaskan pembangunan dan perluasan dari satu penguasa ke penguasa. Menurut dia, masjid Nabawi kian modern di tangan Raja Salman.




Payung elektrik di halaman Masjid Nabawi terbuka ketika hari terang.

Indonesia termasuk salah satu pihak yang mendapatkan prioritas di Nabawi. Salah satu sebabnya, jumlah jamaah haji terbanyak. Bahkan setiap tahunnya, Indonesia merupakan pengirim jamaah haji terbanyak di dunia.


Untuk mengakomodir kepentingan jamaah haji, pengelola masjid membuka majelis atau ceramah bermacam-macam bahasa. Termasuk di antaranya bahasa Indonesia. Penceramah merupakan mahasiswa di universitas Islam Madinah atau ustadz yang ahli berbagai bahasa.


“Kajiannya soal tauhid, tafsir, fiqh, sejarah nabi, syariah, ibadah, dan haji,” kata Al-Hetab.


Sebagai pihak penerima jamaah haji berbagai negara, bagaimana penilaian Al-Hetab khusus terhadap jamaah haji Indonesia?


“Alhamdulillah, termasuk (jemaah) sangat tertib dan taat. Bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan baik,” jawab Al-Hetab.


Jamaah haji Indonesia berada di Madinah dalam dua gelombang. Jamaah gelombang pertama tiba di Madinah pada akhir Juli 2017. Setelah 8-9 hari, mereka bergeser ke Mekkah. Usai puncak haji, jemaah terbang ke Tanah Air.


Sementara, pada saat bersamaan, jamaah gelombang kedua yang sebelumnya mendarat di Jeddah, bergerak dari Mekkah ke Madinah antara Rabu (6/9) hingga Selasa (26/9). Mereka akan pulang ke Tanah Air via Madinah sejak Kamis (21/9) hingga Jumat (6/10).


“Bangsa Indonesia tahu aturan. Saya tidak bisa menyampaikan dengan istilah lain. Subhanallah, sangat baik. Terutama soal perpindahan jamaah dan ibadah,” kata Al-Hetab.


Jamaah haji Indonesia di Nabawi untuk melaksanakan ibadah arbain (salat 5 waktu tanpa putus sebanyak 40 kali). Selain itu, mereka juga berziarah ke sejumlah tempat seperti Jabal Uhud, Masjid Quba (masjid pertama yang dibangun Rasulullah), Masjid Qiblatain (masjid 2 kiblat), dan lain-lain.



sumber: kabarmakkah.com

Komentar